Pengembang meminta pemerintah menambah kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Pasalnya, mereka memprediksi jatah kuota FLPP 2020 akan habis pada April 2020.
Untuk diketahui, pemerintah mengalokasikan subsidi FLPP sebesar Rp11 triliun untuk 102.500 unit rumah. Namun, sebesar Rp2 triliun telah digunakan untuk memenuhi kekurangan subsidi FLPP pada 2019. Karenanya, pengembang memperkirakan sisa subsidi hanya dapat membiayai 97.700 unit rumah.
“Kami ingin ada solusi terbaik untuk program perumahan karena backlog untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) masih tinggi, sehingga dipastikan ada demand (permintaan) produk,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Properti Setyo Maharso, Kamis (23/1).
Dari sisi suplai, ia memastikan pengembang dapat menjawab kebutuhan perumahan MBR. Pasalnya, sebanyak 60 persen total pengembang di Indonesia bergerak di bisnis rumah sederhana.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Real
Estate Indonesia (REI) Totok Lusida mengungkapkan kebutuhan perumahan MBR pada
2020 diprediksi mencapai 260 ribu unit. Untuk memenuhi kebutuhan itu
diperkirakan membutuhkan anggaran subsidi sebesar Rp29 triliun.
“Sehingga masih dibutuhkan dana sebesar Rp18
triliun,” ucapnya.
Pengembang menilai, kurangnya pembiayaan FLPP berpotensi
menggagalkan Program Sejuta Rumah (PSR) yang merupakan nawa cita dari Presiden
Joko Widodo. Karenanya, mereka meminta pemerintah memberikan solusi atas
persoalan tersebut.